
[Segmen 01]
Pada Mulanya "Kejadian"
Segmen Film Yesus ini menceritakan bagaimana Allah menciptakan seluruh alam semesta termasuk bumi, tumbuhan, hewan dan manusia. Bagian ini menceritakan tentang bagaimana Adam dan Hawa jatuh dalam dosa dan memberontak terhadap Allah dan konsekuensi dari dosa mereka. Kita belajar bagaimana Allah membuat janji kepada Abraham dan menjanjikan Juruselamat yang akan menanggung/menebus dosa dunia.

[Segmen 02]
Kelahiran Yesus
Setiap orang memiliki hari kelahiran. Setiap orang lahir dalam dunia ini dengan cara yang sama. Bahkan Yesus. Yesus adalah Anak Allah yang memilih untuk mengidentifikasikan/menyamakan diri-Nya dengan umat manusia dengan datang ke dunia dengan cara yang sama seperti orang lain. Dia melakukan ini untuk berbagi dalam kemanusiaan kita dan menunjukkan bahwa Dia bukan hanya Allah tapi juga manusia seutuhnya

[Segmen 03]
Masa Kecil Yesus
Yesus memberikan teladan bagi kita tentang bagaimana bertumbuh di dalam kehidupan pribadi kita. Perikop ini menunjukkan bahwa Ia taat kepada orang tua-Nya; Ia taat kepada Allah dan bertumbuh di dalam karakter yang menghormati Allah serta manusia. Pelajaran yang dapat kita petik adalah penting untuk terus mengembangkan karakter sepanjang hidup kita.

[Segmen 04]
Pembaptisan Yesus oleh Yohanes
Perikop ini mengawali pelayanan Yesus. Yesus telah berjalan dari Galilea menuju sungai Yordan untuk dibaptis oleh Yohanes. Yesus dibaptis oleh Yohanes bukan untuk menunjukkan penyesalan atas dosa- Nya, karena Ia tidak pernah berbuat dosa. Ia dibaptis untuk menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa Ia mewakili kita baik dalam kehidupan-Nya, maupun dalam kematian-Nya.

[Segmen 05]
Iblis Mencobai Yesus
Apa yang membedakan Yesus dengan semua orang yang pernah hidup? Apakah karena pengajaran-Nya? atau mukjizat- Nya? Mungkin salah satu yang membedakan Yesus dengan semua orang adalah fakta bahwa Ia tidak pernah berdosa, baik dalam perkataan maupun perbuatan-Nya. Meskipun Iblis berusaha membuat Yesus jatuh dalam dosa, ia tidak pernah berhasil. Ini adalah pertama kalinya Iblis disebutkan dalam Perjanjian Baru. Jika ia berhasil membuat Yesus jatuh dalam dosa, (seperti yang ia lakukan pada Adam dan Hawa), maka ia juga telah menghancurkan rencana Allah untuk menyelamatkan umat manusia.

[Segmen 06]
Yesus Menyatakan Penggenapan Bait suci
Nubuatan yang disampaikan oleh para nabi di perjanjian lama menggambarkan sekilas rencana Allah yang akan dilakukan- Nya untuk umat manusia. Bagian kitab suci yang dibacakan oleh Yesus merupakan nubuatan tentang diri-Nya yang dituliskan sekitar 700 tahun sebelum kelahiran-Nya. Yesus ingin membuka mata para pendengar-Nya untuk melihat bahwa janji Allah untuk mendatangkan keselamatan bagi umat-Nya dan bagi dunia sedang dan akan digenapi oleh Yesus Kristus yang telah datang ke dunia.

[Segmen 07]
Perumpamaan Tentang Orang Farisi dan Pemungut Cukai
Gaya pengajaran Yesus seringkali membuat orang-orang terperanjat. Beberapa kali Yesus menggunakan perumpamaan untuk menyampaikan pesan-Nya. Mengapa ? Karena dengan perumpamaan Yesus dapat menyampaikan pengajaran yang mudah dimengerti, mudah diingat, serta mampu mengungkapkan isi hati dari orang yang mendengarkannya. Melalui perikop ini, Yesus menunjukkan bagaimana Tuhan meresponi orang yang mendekati- Nya dengan sikap hati yang benar.

[Segmen 08]
Tangkapan Ikan yang Ajaib
Yesus melakukan mujizat ini untuk menunjukkan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia adalah Mesias, dan bahwa mereka harus mengikuti-Nya serta menjadi “penjala manusia.” Mereka menyadari bahwa Yesus adalah Mesias, dan mereka meninggalkan jala mereka dan mengikuti Ia. Tidak ada pengalaman dalam hidup yang lebih menggairahkan dan bermanfaat secara rohani. daripada pengalaman menjala manusia. Saat Anda menaati perintah Yesus, jala Anda juga dapat terisi—meskipun Anda belum per- nah memperkenalkan Kristus kepada orang lain sebelumnya. Anda mungkin ragu seperti Petrus. Tetapi jika Anda taat, Tuhan akan memakai Anda untuk menuntun banyak orang menjadi pengikut Yesus

[Segmen 09]
Anak Perempuan Yairus Dihidupkan Kembali
Maut masuk ke dalam dunia karena ketidaktaatan umat manusia kepada Tuhan. Tidak ada satupun manusia yang mampu mengalahkan maut. Namun Yesus menunjukkan kuasa-Nya atas maut melalui mukjizat yang dilakukan- Nya pada anak perempuan Yairus.

[Segmen 10]
Murid-Murid Dipilih
Yesus selalu ingin agar pelayanan-Nya diteruskan oleh para pengikut khusus yang dipilih-Nya dan diberi nama “rasul-rasul.” Kata “rasul” di sini berarti “pembawa pesan.” Berbeda dari kita yang mungkin akan akan memilih orang-orang yang lebih baik, Yesus justru memilih orang-orang yang kurang berpendidikan, memiliki pekerjaan yang keras, yang dianggap “berdosa,” dan yang terkadang kurang beriman dan berkomitmen kepada-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa Yesus dapat memakai siapapun selama mereka bersedia mengikuti-Nya.

[Segmen 11]
Ucapan Bahagia
Yesus mau agar mereka yang percaya kepada-Nya untuk mengikuti-Nya pula. Yesus mengerti bahwa kita paling dipenuhi dan diberkati ketika kita mengikuti-Nya dan menaati perintah-perintah-Nya. Dalam bagian kitab Lukas ini, Yesus menjelaskan bagaimana seseorang harus memahami diri mereka sendiri terlebih dahulu sebelum mereka bisa menjadi pengikut-Nya. Dia menggambarkan pengikut-Nya sebagai “orang miskin” dan mereka yang “lapar.” Kita akan melihat bahwa kedua kata ini menggambarkan sikap hati yang menerima Yesus sebagai Juruselamat dan membuka pintu untuk mengikuti-Nya sebagai Tuhan.

[Segmen 12]
Khotbah di Bukit
Banyak orang mengagumi Yesus. Banyak orang memuji pengajaran-Nya. Banyak orang pergi ke gereja karena mereka berpikir Itulah yang Yesus inginkan dari mereka. Tetapi Yesus berkata barangsiapa mengasihi dan mengikut Dia akan melakukan apapun yang dikatakan-Nya. Dia tidak mengatakan ini agar orang-orang dapat masuk ke surga karena menaati ajaran-ajaran-Nya, tetapi untuk memenuhi dan memberkati kehidupan mereka ketika mereka mau menaati-Nya. Pengajaran-Nya dalam Khotbah di Bukit menggambarkan karakter orang-orang yang mau mengikut Yesus dan menaati ajaran-Nya.

[Segmen 14]
Perempuan yang Berdosa Diampuni
Yesus mengasihi juga menghabiskan waktu bersama pemungut pajak, pelacur, dan orang sakit. (Pada masa itu orang-orang sakit dianggap berdosa karena penyakit yang mereka miliki.) Yesus tidak pernah menghukum orang-orang ini; nyatanya, orang-orang yang pernah dihukum-Nya adalah para pemimpin agama yang menganggap diri mereka lebih baik dari orang lain. Para pemimpin agama itu terfokus pada serangkaian aturan dan ketetapan khusus yang disebut “Hukum Taurat” yang harus ditepati demi mendapatkan pengampunan dan perkenanan Allah. Alkitab memberitahu bahwa Yesus Kristus, melalui kematian-Nya di kayu salib, telah membebaskan kita – bebas dari dosa, bebas dari hanya dapat memperoleh perkenanan Allah melalui usaha kita sendiri, dan bebas dari belenggu rasa bersalah karena ketidakmampuan kita untuk mematuhi semua yang dituntut “Hukum Taurat.”

[Segmen 15]
Murid-Murid Perempuan
Pada masa Yesus status perempuan sangatlah rendah. Dalam budaya Yunani, perempuan sering dipandang hanya sebagai obyek kesenangan. Banyak yang percaya Hukum Taurat berkata perempuan lebih rendah dibanding laki-laki. Kenyataannya, Perjanjian Lama memberikan kedudukan dan keamanan kepada perempuan-perempuan Israel. Namun, dalam budaya Yahudi, perempuan berada di bawah kekuasaan laki-laki dan dianggap setara dengan budak dan anak-anak kecil. Yesus menghargai perempuan, sehingga membuat-Nya bertentangan dengan budaya kaum-Nya sendiri.

[Segmen 16]
Yohanes Pembaptis di Dalam Penjara
Keraguan adalah hal yang wajar bagi orang Kristen. Karena kita hidup di dalam dunia yang penuh dosa, dan masih bergumul dengan dosa kita sendiri, kita akan memiliki keraguan. Kita mungkin ragu kalau Allah mengasihi kita, kita mungkin ragu kalau Allah akan merawat kita, dan kita mungkin ragu apakah Alkitab itu benar. Segmen ini memperlihatkan bahkan Yohanes Pembaptis juga memiliki keraguan mengenai siapa Yesus. Yesus dapat menolong kita terhadap keraguan kita, sama seperti saat Dia menolong Yohanes Pembaptis.

[Segmen 17]
Perumpamaan Tentang Penabur dan Benih
Yesus mengajar orang-orang melalui khotbah, melalui tanya jawab dan dengan “perumpamaan.” Perumpamaan adalah analogi yang dikembangkan atau perbandingan yang menggugah dan merupakan cara yang umum Yesus pakai saat Dia sedang mengajar orang lain dengan bercerita. Cara lain untuk menggambarkan perumpamaan yaitu “cerita duniawi yang bermakna surgawi.”

[Segmen 18]
Perumpamaan Tentang Pelita
Pikirkanlah apa yang dilakukan terang. Tanpa terang kita tidak akan bisa melakukan apa-apa setelah matahari terbenam. Kita akan hidup dalam ketakutan akan apa yang ada di kegelapan. Kita tidak akan bisa melihat kemana kita pergi tanpa terang. Terang tidak hanya menunjukkan kemungkinan bahaya kepada kita, tetapi dia juga memberikan kenyamanan ketika kita bisa melihat orang yang kita kasihi dan lingkungan sekitar kita. Akan seperti apa hidup tanpa terang? Pikirkanlah bagaimana rasanya kalau hidup di tempat yang selalu berada di dalam kegelapan!

[Segmen 19]
Yesus Meredakan Badai
Apakah Anda pernah berada di situasi yang mengancam nyawa? Seperti badai, banjir, kebakaran, kecelakaan mobil, perang atau penyakit yang parah? Jika pernah, ceritakanlah secara singkat kejadian tersebut kepada kelompok Anda dan bagaimana hal itu mempengaruhi hidup Anda.

[Segmen 20]
Menyembuhkan Orang yang Kerasukan
Salah satu tanggung jawab orang Kristen ialah memberitakan tentang Yesus kepada orang lain. Hal ini dapat dilakukan dengan beragam cara dan beragam keadaan. Yesus membuat hal ini menjadi bagian dari Amanat Agung ketika Dia berkata, “Pergilah ke seluruh dunia dan jadikanlah murid.” Bagian pertama dari membuat murid ialah dengan memberitakan tentang Yesus kepada seseorang. Di dalam cerita ini Yesus dengan berani mendekati seorang pria yang ditinggalkan oleh semua orang. Dia membuktikan bahwa diri-Nya adalah Anak Allah dengan kekuasaan-Nya di atas iblis.

[Segmen 21]
Yesus Memberi Makan 5,000 Orang
Yesus datang ke Bumi ini terutama untuk mengembalikan hubungan kita dengan Allah dengan mengampuni dosa-dosa kita. Namun, Yesus juga peduli terhadap kebutuhan jasmani kita. Dia tidak akan selalu memenuhi kebutuhan kita dengan cara yang kita inginkan, agar kita bisa belajar untuk lebih mempercayai-Nya. Yesus ingin kita menyadari bahwa kita perlu menolong orang lain baik secara jasmani maupun spiritual. Di dalam kisah ini Yesus secara ajaib memberi makan murid-murid-Nya dan 5,000 lebih orang!

[Segmen 22]
Petrus Menyatakan Bahwa Yesus adalah Kristus
Pada akhirnya setiap orang harus memutuskan apa yang harus dipercayai tentang Yesus. Banyak orang tidak membuat keputusan yang aktif tetapi membuat keputusan dengan menghindar. Mereka memutuskan untuk tidak mengambil keputusan mengenai Yesus dan menjalani kehidupan mereka dengan acuh tak acuh. Orang lain secara aktif berkata, “Ya, saya akan mengikuti Dia” atau, “Tidak, saya pikir Dia itu orang baik tapi saya baik-baik saja menjalani kehidupan saya sendiri.” Dalam kisah ini, Petrus harus membuat keputusan ini untuk dirinya sendiri.

[Segmen 23]
Yesus dimuliakan di atas gunung- Transfigurasi
Ada banyak orang yang punya gagasan tentang mengenai hidup ini. Ada banyak pula agama. Ada banyak informasi yang tersedia untuk dibaca mengenai bagaimana mencari makna di hidup ini. Kemanakah kita harus berpaling untuk mencari tahu apa yang harus kita percayai? Jawaban dari pertanyaan terbesar dari kehidupan sesungguhnya cukup mudah: Dengarlah Yesus. Mengapa? Karena perkataan-Nya, karena perbuatan-Nya dan utamanya karena Dialah satu-satunya orang yang bangkit dari kematian. Yesus adalah Satu-satunya yang harus kita dengar ketika kita mempunyai pertanyaan tentang kehidupan.

[Segmen 24]
Yesus Menyembuhkan Anak Laki-laki yang Kerasukan Roh Jahat
Setiap orang memiliki tingkat keimanan tertentu. Pertanyaannya bukanlah apakah Anda memiliki iman tetapi, apakah yang Anda Imani (siapakah yang Anda Imani). Setiap orang Kristen ada di dalam perjalanan spiritual iman, perjalanan yang dimulai dengan iman di dalam Yesus. Setiap orang berada di tempat yang berbeda-beda dalam perjalanan spiritual mereka dengan Yesus dan akan menampilkan tingkat keimanan yang berbeda pula. Iman kita tidak akan pernah sempurna, tetapi iman kita bisa berlimpah-limpah. Salah satu doa kita seharusnya, Tuhan, tambahkanlah iman saya!

[Segmen 25]
Doa Bapa Kami
Dikatakan, "Doa adalah dialog antara dua orang yang saling mengasihi—Allah dan manusia." Sederhananya, doa adalah berkomunikasi dengan Allah. Doa jauh lebih dari sekedar kata-kata belaka. Bagaimana pu Ini adalah ekspresi dari hati kepada Allah. Ini adalah pengalaman dalam hubungan lebih dari sekadar kegiatan. Sebagai anak-anak Allah, Saudara diundang untuk datang dengan berani di hadapan-Nya dalam doa.

[Segmen 26]
Pengajaran Tentang Doa dan Iman
Dalam pengajaran tentan doa dan iman, Yesus menggunakan pasangan kata berikut: “Mintalah”/” Diberikan”, “Carilah”/”Mendapat”, “Ketuklah”/”Dibukakan.” Dia menyatakan poin inti akan keinginan Bapa untuk memberikan kita kepenuhan Roh Kudus, yaitu jika kita meminta. Ketika para murid dipenuhi oleh Roh Kudus, mereka menerima kuasa supranatural dari Allah yang merubah mereka dari orang yang takut-takutan menjadi saksi yang menyala-nyala bagi Kristus. Mereka dipakai oleh Allah untuk mengubah jalan sejarah. Dan dengan kuasa yang sama – kuasa dari Roh Kudus – tersedia bagi Anda untuk memampukan Anda memiliki kehidupan yang kudus dan berbuah bagi Yesus Kristus.

[Segmen 27]
Celakalah Orang yang Membuat Orang Lain Berdosa
Segmen ini adalah segmen yang sangat singkat, tetapi pesannya sangatlah penting. Hal ini berhubungan dengan dosa dan dengan hubungan kita dengan orang lain. Yesus berkata bahwa pencobaan itu pasti ada, tetapi celakalah orang yang membuat orang lain berdosa. Bukalah Alkitab Anda pada Lukas 17:1-4 dan bacalah ayat-ayatnya bersamaan dengan perkataan Yesus di dalam segmen ini.

[Segmen 29]
“Yesus Bersama-Sama Orang Berdosa”
Kita cenderung menghabiskan waktu dengan orang yang se-tipe dengan kita. Sering kali, kita menghindari orang yang berbeda dari kita, terutama jika orang itu adalah mereka yang dianggap sebagai "orang yang tidak baik." Kita mungkin tidak tahu apa yang harus disampaikan kepada mereka. Kita mungkin tidak tahu bagaimana bertindak di sekitar mereka. Kita mungkin tidak ingin terlihat bersama mereka atau kita mungkin hanya merasa tidak nyaman berada di sekitar mereka. Akan tetapi, Yesus tidak merasa tidak nyaman berada di sekitar orang-orang "berdosa". Nyatanya, Dia tampaknya telah menghabiskan lebih banyak waktu berteman dengan mereka yang dijauhi oleh masyarakat seperti pemungut pajak, orang sakit, buta, orang-orang dari warga negara asing, penderita kusta dan bahkan pelacur.

[Segmen 30]
“Penyembuhan Wanita yang terikat Roh jahat pada hari sabat”
Yesus dikasihi oleh orang banyak, dan sebaliknya Dia pun mengasihi mereka. Satu-satunya orang yang sepertinya secara rutin tidak menyukai Yesus adalah para pemimpin agama Israel. Yesus sering menggunakan kata-kata yang keras kepada mereka karena mereka mencoba mengontrol orang dengan hukum dan tradisi yang mereka ciptakan. Yesus tidak ingin mengontrol orang; Dia ingin membebaskan mereka. Dia juga tidak menginginkan uang dari orang banyak, seperti yang dilakukan para pemimpin agama, tetapi Yesus lebih menginginkan hati mereka.

[Segmen 31]
“Perumpamaan Orang Samaria Yang Baik Hati”
Kasih adalah hal terbesar di dunia ini-hak istimewa dan kuasa terbesar yang dimiliki manusia. Dalam kisah ini, seorang ahli Taurat berbicara tentang kebenaran dengan mengatakan kita harus mengasihi Allah dan sesama manusia sama seperti diri sendiri. Tetapi kemudian dia bertanya kepada Yesus, "Siapa sesamaku manusia?" Yesus menjawab dengan menceritakan sebuah kisah di mana orang Samaria (kelompok orang yang dibenci oleh orang Yahudi), seorang yang satu-satunya orang menolong seorang pria sangat membutuhkan pertolongan. Hanya dengan kuasa Tuhan (kekuatan yang Yesus berikan kepada kita) kita dapat benar-benar mengasihi sesama kita tanpa syarat, sama seperti Allah mengasihi kita.

[Segmen 32]
“Penyembuhan Bartimeus, Pengemis Buta”
Bagaimana rasanya menjadi seorang yang buta? Mungkin Saudara mengenal seseorang yang buta. Kadang-kadang mereka harus bergantung pada orang lain. Pada zaman Yesus, orang buta biasanya menjadi pengemis. Mereka menerima sangat sedikit bantuan dari siapapun, dan secara budaya, orang berpikir bahwa orang buta adalah orang berdosa sehingga menjadi buta. Pikirkan sejenak seperti apa hidup Saudara jika Saudara buta. Bagaimana hidup Saudara bisa berbeda?

[Segmen 33]
“Yesus dan Zakheus”
Kekristenan adalah satu-satunya agama di mana manusia dapat diselamatkan tanpa melalui usaha dan perbuatan baik kita sendiri. Agama-agama yang lain memberikan syarat perbuatan baik untuk mendapatkan keselamatan. [Christianity does have a place for works, however. Namun, kekristenan memang memiliki tempat untuk bekerja]. [Works become a part of a Christian’s life after they are saved; not before. Bekerja dan berkarya namun semua itu adalah bagian dari kehidupan seorang Kristen yang telah diselamatkan.] Karena itu, perbuatan baik yang dilakukan orang Kristen adalah hasil dari perubahan hidup mereka.

[Segmen 34]
“Yesus Menubuatkan Tentang kematian dan kebangkitan-Nya”
Ketika orang-orang terkenal memiliki biografi (laporan tentang kehidupan mereka) yang ditulis tentang mereka, sering kali sedikit yang membahas tentang kematian mereka. Sebagian besar biografi berfokus pada dirinya dan apa yang mereka lakukan untuk menjadi terkenal. Namun, Yesus datang untuk mati. Itu adalah misi-Nya. Jadi, tidak mengherankan jika masing-masing Injil (Kitab-kitab Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes) telah banyak menceritakan tentang kematian Yesus. Dalam bagian ini, Yesus sekali lagi menubuatkan kematian dan kebangkitan-Nya yang akan datang.

[Segmen 35]
“Yesus Dielu-elukan”
Seperti apakah seorang raja? Ia memiliki kekuasaan, wewenang, orang-orang yang melayani, dan kemampuan untuk melakukan apa pun yang diinginkannya. Namun, perhatikan betapa berbedanya Yesus sebagai seorang raja! Ia mengutamakan kebutuhan pengikut-Nya, memberikan kebahagiaan dan berkat bagi mereka di atas segala sesuatu. Saat ini, Yesus memerintah di dalam hati para pengikut-Nya, dan pada akhirnya, Ia akan memerintah dalam sebuah kerajaan yang akan kekal selamanya. Dalam bagian ini, Yesus menggenapi nubuatan dari Zakharia 9:9. Bacalah ayat itu dalam kelompokmu.

[Segmen 36]
“Yesus Meratapi Yerusalem”
Seringkali sulit untuk menemukan kedamaian di dunia ini. Tuntutan kehidupan, kesulitan yang kita hadapi dalam berelasi dengan orang lain, dan penderitaan yang kita alami saat hidup di dunia yang telah jatuh oleh dosa dan penuh dosa dapat merampas kedamaian yang kita inginkan. Dalam bagian ini, Yesus menyesali fakta bahwa bangsa Israel (yang disimbolkan di sini oleh kota Yerusalem) tidak akan menemukan kedamaian karena mereka telah menolak-Nya.

[Segmen 37]
“Yesus Membalikkan Meja-meja Penukaran Uang”
Dalam Alkitab, Yesus lebih sering berbicara tentang uang daripada topik lainnya. Karena Yesus tahu bahwa uang adalah kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari kita. Namun, uang juga merupakan indikator yang sangat baik mengenai nilai-nilai yang kita pegang. Sayangnya, agama dan uang memiliki sejarah yang sulit. Meskipun tidak ada yang salah secara moral dengan uang itu sendiri, banyak agama yang berusaha mendapatkan sebanyak mungkin uang dari para pengikutnya. Sangat disayangkan bahwa banyak pemimpin agama sering menggunakan uang yang mereka kumpulkan dari pengikut mereka untuk hidup mewah secara pribadi. Yesus menunjukkan kepada kita dalam kisah ini bagaimana perasaan-Nya terhadap orang-orang yang mencari keuntungan dari agama. Di sini, Ia marah karena mereka memanfaatkan orang-orang di Bait Suci, tempat yang sangat suci.

[Segmen 38]
“Persembahan Seorang Janda”
Allah mencintai janda-janda dan yatim-piatu. Pada zaman Yesus, para janda termasuk dalam golongan orang-orang paling miskin. Dalam kisah ini, kita menemukan seorang janda memberikan segala yang dimilikinya sebagai persembahan kepada Allah! Janda ini mendemonstrasikan sebuah konsep yang disebut “penatalayanan”. Sebuah keyakinan bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah milik Allah dan kita hanyalah "pengelola" dari milik Allah. Hidup Saudara juga bisa menunjukkan penatalayanan. Memberi dengan iman adalah hak istimewa yang diberikan oleh Allah. Ketika Saudara menghormati Allah melalui komitmen dan ketaatanmu terhadap pengelolaan harta, Dia akan melimpahkan Saudara dengan sukacita. Dia mengubah persembahan Saudara menjadi petualangan yang sangat menantang dalam kehidupan Kekristenan ini.

[Segmen 39]
“Pemimpin Agama Mempertanyakan Tentang Otoritas Yesus”
Di dunia kita saat ini, orang-orang mungkin mengatakan sesuatu tanpa mengetahui dulu kebenarannya atau bahkan mempercayai bahwa itu benar. Agama juga melakukan hal yang sama dengan mengajarkan hal-hal yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Jika Saudara percaya, misalnya, bahwa sapi adalah suci, bagaimana Saudara tahu bahwa itu benar? Darimana keyakinan itu berasal? Jika itu berasal dari sebuah buku, bagaimana Saudara tahu bahwa buku tersebut dapat dipercaya?
Yesus unik dan berbeda di antara pemimpin agama-agama lain karena firmanNya terbukti benar melalui karakterNya, ajaranNya, mujizat-mujizatNya, dan kebangkitan-Nya dari kematian.

[Segmen 40]
“Perumpamaan Tentang Pengarap-penggarap Kebun Anggur”
Israel adalah bangsa (umat) pilihan Allah. Ketika Yesus datang sebagai Mesias, mereka mendengarkan pengajaran-Nya, melihat karakter-Nya, dan menyaksikan mujizat-mujizat-Nya. Mereka memuji-Nya sebagai Raja mereka ketika Dia naik ke Yerusalem menggunakan seekor keledai, akan tetapi dalam beberapa hari saja, pemimpin agama mereka memimpin mereka untuk menolak-Nya. Mengetahui hal ini akan terjadi, dalam segmen ini, Yesus menceritakan sebuah perumpamaan tentang pemilik dan petani kebun anggur (kebun di mana anggur ditanam) kepada orang banyak. Melalui perumpamaan ini, Yesus memberikan peringatan tentang konsekuensi menolak Dia.

[Segmen 41]
“Membayar Pajak Kepada Kaisar”
Pada masa pelayanan Yesus, bangsa Israel diperintah oleh orang-orang Romawi. Mereka memiliki seorang gubernur yang bertanggung jawab menjaga ketertiban dan mengumpulkan pajak, tetapi mereka membiarkan orang Yahudi memiliki raja mereka sendiri untuk membantu mengatur negara (Raja Herodes adalah salah satu raja semacam itu). Orang Yahudi membenci membayar pajak kepada orang- orang Romawi karena mereka bukan orang Yahudi (mereka adalah "orang-orang bukan Yahudi" atau "gentile"), dan karena orang-orang Romawi menggunakan pajak yang mereka bayarkan untuk menjaga orang Yahudi dalam ketergantungan.

[Segmen 42]
“Perjamuan Terakhir”
Paskah adalah perayaan Yahudi yang ditetapkan oleh Allah dalam Perjanjian Lama. Ini adalah peristiwa yang sangat kudus bagi umat Yahudi yang memperingati waktu ketika Allah menyelamatkan mereka dari wabah penyakit dan membawa mereka keluar dari perbudakan di Mesir. Perjamuan Terakhir adalah pemenuhan dari ketaatan akan perjanjian lama dari perayaan Paskah. Selama Perjamuan Terakhir dengan para murid-Nya, Yesus mengambil dua simbol yang terkait dengan Paskah dan memberikan makna baru. Roti dan anggur membantu kita mengingat pengorbanan-Nya, yang menyelamatkan kita dari kematian spiritual dan membebaskan kita dari perbudakan rohani.

[Segmen 43]
“Pengajaran di Lantai Atas”
Naluri alami setiap manusia adalah ingin menjadi yang pertama; tidak ada yang ingin menjadi yang terakhir. Namun, Yesus memutarbalikkan pemikiran ini. Yesus berkata bahwa jika Saudara ingin menjadi yang pertama, Saudara harus mengutamakan orang lain. Banyak orang ingin menjadi pemimpin, tetapi sedikit yang ingin melayani. Yesus sekali lagi membalikkan hal ini dan mengatakan bahwa jika Saudara ingin menjadi pemimpin yang sejati, Saudara harus belajar melayani orang lain. Yesus menjadi teladan yang sempurna dari semua hal ini. Tuhan senantiasa mengutamakan orang lain dan Ia menjadi hamba yang taat sampai akhir hingga memberikan hidup-Nya untuk kita agar kita dapat diselamatkan.

[Segmen 44]
“Yesus Dikhianti Dan Ditangkap”
Sesungguhnya, kehidupan Yesus berkaitan erat dengan kematian-Nya. Bagi manusia, "kehidupan" mereka terdiri dari segala hal yang telah ia lakukan hingga saat kematiannya. Kematian adalah peristiwa terakhir yang terjadi bagi manusia dan biasanya dimaknai dengan kesedihan karena kita kehilangan orang yang kita cintai. Tetapi bagi Yesus, kematian-Nya adalah peristiwa paling penting dalam hidup- Nya. Kematian Yesus memulihkan hubungan dengan Allah melalui iman kepada-Nya.

[Segmen 45]
“Petrus Menyangkal Yesus ”
Apakah Saudara pernah melakukan sesuatu yang sangat Saudara sesali? Bagaimana perasaan Saudara saat itu? Apakah Saudara merasa malu, bersalah, atau mungkin penuh penyesalan? Apakah Saudara pernah mengingkari janji dengan seseorang? Bagaimana perasaan Saudara saat itu? Dalam kedua situasi tersebut, apa pendapat mereka terhadap Saudara? Cerita ini mengeksplorasi kedua hal itu dalam kehidupan Petrus: pengkhianatannya dan kegagalannya untuk memenuhi janji.

[Segmen 46]
“Yesus Diolok olok Penjaga, Dipertanyakan oleh Mahkamah Agama”
Lukas dalam tulisannya pada bagian ini memulai dengan peristiwa penghinaan yang Yesus alami dimana hal tersebut dilakukan oleh baik orang Romawi maupun juga dari para pemimpin Yahudi. Meskipun Dia dapat memanggil banyak malaikat untuk menyelamatkan dan melindungi-Nya, Yesus tetap menerima perlakuan mereka atas diri-Nya karena ini merupakan bagian dari rencana Allah untuk menebus umat manusia

[Segmen 47]
“Yesus dihadapkan ke Pilatus”
Kekristenan bukanlah tentang politik. Namun, banyak orang Kristen di seluruh dunia percaya bahwa beberapa partai politik lebih layak mendapatkan dukungan umat Kristen daripada yang lain. Selama berabad-abad, banyak orang telah mencoba menggunakan Yesus untuk mendukung posisi mereka dalam berbagai masalah politik. Namun Yesus tidak datang untuk kepentingan politik. Sebaliknya, Dia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang Terhilang (Lihat Lukas 19:10).

[Segmen 48]
“Yesus Dihadapkan Ke Herodes”
Herodes sedang berada di Yerusalem karena itu adalah waktu perayaan Paskah. Dia adalah raja Galilea, daerah Israel utara yang terdapat kota Nazaret, kota tempat Yesus dibesarkan. Herodes memerintah hanya dengan izin dari Romawi. Setelah kematian dan kebangkitan Yesus, Herodes menjadi penganiaya umat Kristiani yang sangat kejam dan kemudian membunuh Yakobus. Saat Pilatus menghadapkan Yesus kepadanya, Herodes belum pernah bertemu Yesus, meskipun dia telah mendengar tentang-Nya. Herodes adalah orang yang sombong yang akhirnya dia ditampar malaikat Tuhan sehingga mati saat ia disembah orang banyak (Lihat Kisah Para Rasul 12:21-23).

[Segmen 49]
“Yesus Dicambuk dan Dihukum Mati”
Terkadang kita dapat menghadapi tekanan dari orang-orang sekitar kita melalui cara tertentu . Tekanan itu dapat mempengaruhi kesediaan kita untuk melakukan apa yang kita yakini benar, karena takut dengan apa yang orang lain pikirkan. Ketakutan seperti itu dapat membuat kita melakukan hal-hal yang seharusnya tidak kita lakukan atau dapat menyebabkan kita tidak melakukan hal-hal yang seharusnya kita lakukan. Cara Pilatus memperlakukan Yesus adalah tindakan yang disebabkan oleh ketakutan. Dalam Lukas 23:20 dicatat bahwa Pilatus berhasrat untuk membebaskan Yesus, tetapi dia menyerah pada keinginan orang banyak yang terus-menerus mendesaknya dengan tuntutan-tuntutan yang semakin meningkat.

[Segmen 50]
“Yesus Memikul Salib, Via Dolorosa”
Dalam segmen ini, Yesus memanggul Salib di mana Dia segera menuju pada kematianNya. Lukas, penulis dari buku Alkitab ini, menyoroti hal yang kontras antara Yesus berjalan di sepanjang jalan melalui kerumunan orang dalam perjalanan menuju kematian-Nya dengan peristiwa "menuju kemenangan"-Nya ke Yerusalem hanya beberapa hari sebelumnya.

[Segmen 51-54]
“Yesus Disalibkan”
Pengampunan dapat menjadi sulit. Ketika kita disakiti oleh seseorang, kita mungkin mengalami rasa sakit, kehilangan, kemarahan, dan dalam beberapa kasus, kepahitan. Reaksi alamiah dari disakiti adalah ingin balas dendam. Namun ketika berada di kayu salib, Yesus mengampuni mereka yang telah menyalibkan-Nya. Dalam hidup kita, mengampuni mereka yang telah menyakiti kita sebenarnya adalah untuk membebaskan kita. Pengampunan mengembalikan kemampuan kita untuk mengampuni yang sebelumnya telah diserahkan pada orang lain yang berdampak negatif pada kita dan membawa kita kedalam kedamaian Bersama Tuhan. Semoga kita mengikuti teladan Yesus!

[Segmen 55]
“Kematian Yesus”
Dalam Perjanjian Lama, bangsa Israel menghampiri Tuhan melalui Bait Suci. Bait Suci adalah tempat mereka bersama-sama menyembah Tuhan membawa korban persembahan. Setiap tahun sekali, para "Imam Besar" (para imam yang terpilih diantara mereka) membawa korban persembahan khusus di ruang dalam Bait Allah yang disebut "Ruang Maha Kudus". P e r s e m b a h a n i n i u n t u k "menebus" (menutupi) dosa-dosa umat Israel. Ruang Maha Kudus dipisahkan dari bagian Bait Suci lainnya dengan sebuah tirai besar. Dalam segmen hari ini, kita melihat bahwa tirai ini terkoyak/terobek saat Yesus mati. Ini menunjukkan bahwa jalan kepada Allah sekarang hanya melalui kematian Yesus, bukan melalui pengorbanan yang dipersembahkan oleh seorang imam.

[Segmen 56]
“Yesus Dikuburkan”
Setelah Yesus mati, seorang pria bernama Yusuf pergi kepada Pilatus untuk meminta mayat Yesus. Dia adalah seorang anggota dari mahkamah agama Yahudi, orang yang sama yang telah menghukum Yesus, tetapi ia tidak setuju dengan keputusan mereka. Bagian paralel dalam Injil Yohanes memberikan komentar yang menarik bahwa Yusuf adalah seorang murid "rahasia", karena ia takut kepada para pemimpin Yahudi (Lihat Yohanes 19:38). Namun, setelah kematian Yesus, ia menunjukkan keberaniannya dengan pergi ke Pilatus untuk meminta izin menguburkan mayat Yesus

[Segmen 57]
“Malaikat Di Kuburan”
Para wanita yang datang ke makam pada hari Minggu dini hari harus menunggu sepanjang hari Sabtu sebelum mereka dapat membawa rempah-rempah untuk mengurapi tubuh Yesus. Hal ini karena mereka dilarang untuk melakukan pekerjaan apapun pada hari "Sabat" (Sabtu-hari di mana orang Yahudi beribadah). Apa kira-kira yang mereka pikirkan sepanjang hari itu ketika mereka harus menunggu? Apakah pengharapan mereka hilang? Apakah mereka mencoba untuk saling menguatkan satu sama lain? Apakah mereka mencoba mencari tahu apa yang telah terjadi pada Yesus, yang mereka anggap sebagai Mesias? Pikiran-pikiran apa yang mungkin ada di benak mereka ketika mereka berjalan ke kubur pada hari Minggu dini hari itu?

[Segmen 58]
“Kubur Yang Kosong”
Kebangkitan Yesus tidak diragukan lagi merupakan peristiwa terpenting dalam sejarah dunia. Tanpa kebangkitan, Yesus hanyalah manusia biasa. Bahkan, tanpa kebangkitan, Yesus akan dianggap sebagai orang gila. Ini karena selama hidup-Nya, Dia secara konsisten mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Dia akan bangkit dari kematian, dan Dia menyatakan diri-Nya sebagai Anak Allah dan Juruselamat umat manusia. Tanpa kebangkitan, klaim Yesus hanyalah seperti ocehan orang gila. Tetapi dengan bangkit dari kematian, Yesus benar-benar mematahkan keraguan dan membuktikan bahwa benar Dia adalah Allah dan sekaligus manusia sepenuhnya, seperti yang Dia klaim.

[Segmen 59]
“Yesus Menampakkan Diri Setelah Kebangkitan-Nya”
Kita Sebelumnya telah membahas tentang keraguan. Dalam perikop ini Yesus menampakkan diri kepada semua murid-Nya di sebuah ruangan, mengejutkan dan membuat mereka ketakutan. Orang mungkin berpikir bahwa mereka akan senang melihat Yesus lagi. Sebaliknya, mereka meragukan bahwa itu benar-benar Dia. Tentu saja ada alasan untuk keraguan mereka. Bayangkanlah apa yang telah mereka lalui selama tiga hari sebelumnya. Lukas memberi tahu kita bahwa Yesus "membuka pikiran mereka sehingga mereka dapat memahami Kitab Suci" (ayat 45). Yesus meyakinkan mereka, dan mereka akhirnya percaya bahwa Dia benar-benar hidup.

[Segmen 60]
“Amanat Agung dan Kenaikan-Nya”
(Mintalah seseorang dalam kelompok membaca Matius 28:16-20 --dalam bahasa mereka jika memungkinkan.) Perintah Yesus kepada para pengikut-Nya untuk memberitakan Kabar Keselamatan kepada orang lain telah dikenal sebagai Amanat Agung. Setiap orang Kristen diperintahkan untuk terlibat dalam membantu menjangkau dunia bagi Kristus. Masing-masing dari kita memiliki peran penting yang diberikan Tuhan untuk dimainkan dalam membantu memenuhi Amanat Agung-Nya.

[Segmen 61]
“Undangan Untuk Mengenal Yesus Secara Pribadi”
“Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci” (1 Korintus 15:3-4).
Selama berabad-abad sejak Yesus hidup di bumi, jutaan orang telah mengundang Kristus ke dalam kehidupan mereka. Namun, banyak dari mereka melakukannya berulang kali karena mereka belum yakin akan keselamatan mereka. Mereka tidak memiliki kepastian akan kehadiran Kristus yang kekal, tidak memiliki keyakinan bahwa, jika mereka meninggal hari ini, mereka akan pergi ke surga bersama Tuhan. Apakah Saudara yakin akan keselamatan Saudara? Ketahuilah bahwa komitmen kepada Kristus melibatkan ketiga hal ini: akal budi, emosi dan kemauan.